Kemenag Konsolidasi Dengan Kedubes Malaysia Bahas Pengawasan Jemaah Haji Khusus di Bandara Transit KL

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, H.E Dato’ Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin. (Foto: Humas Dirjen Haji Umroh Kemenag)

Jakarta I Peninsula.id - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia terkait pengawasan jemaah haji khusus dan umrah yang transit di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada operasional haji 1446H/2025M.

Kerja sama ini terungkap saat audiensi Tim Ditjen PHU yang dipimpin oleh Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Ibadah Haji Khusus Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Mahmudi Affan Rangkuti, dengan Duta Besar (Dubes) Malaysia Dato' Muhammad Hasyrin di Jakarta.

"Pada operasional haji 1446H/2025M ini kami akan melakukan pengawasan di Bandara Transit Kuala Lumpur, Malaysia dengan dua gelombang. Ada sekitar 1.000 jemaah haji khusus yang akan transit melalui Bandara Kuala Lumpur. Sementara untuk jemaah umrah sebanyak 50 ribu jemaah yang transit via Bandara Kuala Lumpur setiap tahunnya," ujar Affan Rangkuti di Kedubes Malaysia Jakarta, Senin (14/4/2025). Affan Rangkuti menambahkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menutup perjalanan umrah ke tanah suci sejak 12 April, dan jemaah terakhir harus kembali pada 29 April 2025.

"Kami sudah sudah membaca peta risiko dan model pengawasan akan diarahkan melalui hasil pertemuan pimpinan. Dalam pengawasan dan mitigasi resiko yang akan dilakukan dua gelombang ini kami akan bersurat secara resmi melalui Kemenlu RI," jelas Affan.

"Sekitar dua hari lalu, ada keberangkatan awal jemaah umrah mengunakan visa ziarah yang transit via Bandara Changi Singapura. Mereka gagal berangkat di bandara dan akhirnya kembali ke tanah air. Kondisi ini akan menjadi potensi masalah menjelang penutupan operasional haji. Jika ada jemaah diterlantarkan oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) kami akan kerja sama dengan Kedutaan Indonesia dan pemerintah setempat," ujar Affan.

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Muhammad Hasyrin, menyampaikan apresiasi serta terima kasih atas kunjungan dan audiensi Tim Ditjen PHU Kemenag RI.

"Malaysia dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik. Isu jemaah umrah dan haji khusus yang terlantar di Bandara Transit Kuala Lumpur akan menjadi perhatian kita bersama. Kami siap mendukung Tim Ditjen PHU dalam melakukan pengawasan di Bandara Transit Kuala Lumpur. Sekiranya ada maklumat bersama kami akan bantu," kata Dato' Muhammad Hasyim.

Turut hadir dalam audiensi tersebut Kepala Subdirektorat Perizinan dan Akreditasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) M. Luthfi Makki, Pelaksana Tugas (Pj.) Identifikasi dan Penanganan Masalah Ibadah Umrah Muhammad, Pj. Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah Misbachul Munir, Pj. Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Haji Khusus Ahmad Mubasyir, Pj. Identifikasi dan Penanganan Masalah Haji Khusus, serta Pj. Hubungan Masyarakat Husni Anggoro.